*WELCOME TO MY BLOG*

Belum lama ini sering terjadi demonstrasi mengenai harga BBM yang dinaikkan. mengatasi hal tersebut, sebenarnya ada alternatif yang mungkin bermanfaat bagi kalian. Apakah kalian sudah pernah dengar bahwa singkong bisa dimanfaatkan sebagai bioetanol?
Kita semua tentu sudah mengetahui bahwa singkong atau ubi kayu merupakan salah satu bahan makanan yang kandungan karbohidrat cukup tinggi. Oleh karena itu singkong dapat dijadikan sebagai makanan pengganti nasi. Daun singkong nya pun juga dapat dimasak menjadi sayur. Singkong juga dapat diolah menjadi bermacam-macam produk makanan.
Produk makanan tersebut antara lain tape, keripik, dll.
.
Singkong dari jenis yang tidak dapat dimakan biasanya diolah menjadi pati atau tepung kanji. Dari tepung kanji ini bisa menghasilkan bermacam-macam jenis produk yang lain seperti kerupuk.

Selain dijadikan produk makanan, singkong dapat juga menjadi bahan bakar alternatif yang dikenal dengan sebutan Bio-etanol. Bensin yang dicampur dengan Bio-etanol kualitasnya akan setara dengan Pertamax.

Nah, berikut ini ada beberapa langkah dalam pem0buatan bio-etanol dari singkong :
#Cara ini saya ambil dari berbagai sumber ya #

  1. Pertama, kupas 125 kg singkong. Singkong yang digunakan yaitu bisa jenis singkong apa saja. Setelah dikupas, kemudian bersihkan singkong dan cacah hingga menjadi kecil-kecil. 
  2. Selanjutnya, keringkan singkong tersebut hingga kadar air nya menjadi kurang dari 16%. Tujuan dari pengeringan tersebut agar singkong lebih awet sehingga dapat disimpan sebagai cadangan bahan baku.
  3. Ketiga, masukkan 25 kg singkong kering (gaplek) ke dalam tangki berkapasitas 120 liter, lalu tambahkan air hingga mencapai volume 100 liter. Panaskan gaplek hingga 100° C selama 1/2 jam dan aduk hingga menjadi bubur dan mengental. 
  4. Langkah selanjutnya yaitu, dinginkan bubur gaplek, lalu masukkan ke dalam tangki sakarifikasi (Sakarifikasi adalah proses penguraian pati menjadi glukosa) Setelah dingin, masukkan cendawan Aspergillus yang akan memecah pati menjadi glukosa.Untuk menguraikan 100 liter bubur pati singkong. perlu 10 liter larutan cendawan Aspergillus atau 10% dari total bubur. Konsentrasi cendawan mencapai 100-juta sel/ml. Sebelum digunakan, Aspergillus dibenamkan pada bubur gaplek yang telah dimasak tadi agar adaptif dengan sifat kimia bubur gaplek. Sehingga cendawan berkembang biak dan bekerja mengurai pati dengan baik.
  5. Setelah dua jam, bubur gaplek berubah menjadi 2 lapisan: air dan endapan gula. Aduk kembali pati yang sudah menjadi gula itu, lalu masukkan ke dalam tangki fermentasi. Sebelum difermentasi pastikan kadar gula larutan pati maksimal 17 hingga 18%. Itu adalah kadar gula maksimum yang disukai bakteri Saccharomyces untuk hidup dan bekerja mengurai gula menjadi alkohol. Jika kadar gula lebih tinggi, tambahkan air hingga mencapai kadar yang diinginkan. Bila sebaliknya, tambahkan larutan gula pasir agar mencapai kadar gula maksimum. 
  6. Selanjutnya, tutup tangki fermentasi dengan rapat untuk mencegah kontaminasi dan Saccharomyces bekerja mengurai glukosa lebih optimal. Fermentasi berlangsung secara anaerob atau tidak membutuhkan oksigen. Jaga suhu pada 28 sampai 32° C dan pH 4,5 - 5,5 agar fermentasi optimal. 
  7. Setelah 2 hingga 3 hari, larutan pati berubah menjadi 3 lapisan. Lapisan terbawah berupa endapan protein. Di atasnya air, dan etanol. Hasil fermentasi itu disebut bir yang mengandung 6 - 12% etanol.
  8. Kemudian, sedot larutan etanol dengan selang plastik melalui kertas saring berukuran 1 mikron untuk menyaring endapan protein.
  9. Walaupun sudah disaring, etanol masih bercampur air. Untuk memisahkannya, lakukan destilasi atau penyulingan. Panaskan campuran air dan etanol pada suhu 78° C atau setara titik didih etanol. Pada suhu itu etanol lebih dulu menguap daripada air yang bertitik didih 100° C. Uap etanol dialirkan melalui pipa yang terendam air sehingga terkondensasi dan kembali menjadi etanol cair. 
  10. Hasil penyulingan di atas menghasilkan etanol dengan kadar 95% dan tidak dapat larut dalam bensin. Agar bisa larut, diperlukan etanol berkadar 99% atau disebut etanol kering. Karena itu, perlu destilasi absorbent. Etanol 95% itu dipanaskan 100° C. Pada suhu tersebut, etanol dan air menguap. Uap keduanya kemudian dilewatkan ke dalam pipa yang dindingnya berlapis zeolit atau pati. Zeolit akan menyerap kadar air tersisa hingga diperoleh etanol 99% yang siap dicampur dengan bensin. Sepuluh liter etanol 99%, membutuhkan 120 - 130 liter bir yang dihasilkan dari 25 kg gaplek.

Ehem.. cukup rumit ya caranya. tapi jika kalian tertarik, silahkan mencoba dan selamat mencoba !   

Beberapa manfaat yang diperoleh dari bioetanol antara lainyaitu sebagai berikut :
  •  Pembakaran lebih sempurna, gas buang menjadi sangat bersih.
  • Tarikan lebih spontan dan enteng.
  • Memperpanjang usia mesin.
  • Aman untuk lingkungan.
  • Meminimalisasi kerak-kerak di ruang bakar.
  • Suara mesin menjadi halus

Comments (1)

On 25 Juni 2014 pukul 11.23 , Anonim mengatakan...

informasi yang sangat menarik dan makasih sudah disampaikan salam sukses selalu